Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos‟
yang berarti adat istiadat/ kebiasaan yang baik. Perkembangan etika yaitu Studi
tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang
berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) Etika adalah Nilai mengenai benar
dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Menurut Maryani
& Ludigdo (2001) Etika adalah
Seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang
harus ditinggalkan yang di anut
oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi.
Etika mempelajari dan menentukan apakah suatu tindakan bernilai
baik atau buruk dan tindakan apa yang seharusnya dilakukan dengan benar atau
tidak benar (salah). Peranan etika adalah sebagai tolak ukur kesadaran manusia
untuk melakukan tindakan yang bertanggung jawab, manfaat etika yaitu, mengajak
orang bersikap kritis, rasional dan otonom menuju suasana tertib, damai dan
sejahtera.
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual
barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba.
Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy
yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun
masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang
mendatangkan keuntungan. Di dalam melakukan bisnis, kita wajib untuk
memperhatikan etika agar di pandang sebagai bisnis yang baik.
Bisnis
beretika adalah
bisnis yang mengindahkan serangkaian nilai-nilai luhur yang bersumber dari hati
nurani, empati, dan norma. Bisnis bisa disebut etis apabila dalam
mengelola bisnisnya pengusaha selalu menggunakan nuraninya. Jika keuntungan
dijadikan motif utama, seringkali terjerumus dalam praktek menghalalkan segala
cara demi keuntungan itu sendiri seperti : monopoli, monopsoni, kecurangan,
pemalsuan, manipulasi data perusahaan, eksploitasi karyawan, pencemaran
lingkungan dan lain-lain.Perilaku inilah yang menyebabkan citra bisnis menjadi
jelek. Makin tajam persaingan makin dituntut sikap profesional. Untuk membangun
citra perusahaan yang baik melalui pelayan kepada masyarakat. Dengan kata lain
diperlukan kode etik bagi para pebisnis.
Etika
bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan
standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena
dalam kegiatan bisnis seringkali ditemukan wilayah abu-abu yang tidak diatur
oleh ketentuan hukum. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai
prinsip, kondisi dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik.
Etika bisnis berfungsi menggugah kesadaran moral pelaku bisnis agar berperilaku
baik dalam menjalankan usahanya demi nilai luhur tertentu (agama, budaya) dan
demi kelanjutan bisnisnya. Menyadarkan masyarakat (Stake Holder) yang terdiri dari konsumen, karyawan, pemasok/mitra
bisnis, investor dan lingkungan akan hak mereka yang tidak boleh dilanggar oleh
praktek bisnis.
Etika bisnis
dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai (value-creation)
yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Tidak ada cara yang paling
baik untuk memulai penelaahan hubungan antara etika dan bisnis selain dengan
mengamati, bagaimanakah perusahaan riil telah benar-benar berusaha untuk
menerapkan etika ke dalam bisnis.
Etika Bisnis
dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan
dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Tiga pendekatan
dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
- Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
- Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
- Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
PRINSIP – PRINSIP ETIKA BISNIS
Menurut
salah satu sumber yang penulis kutip ada lima prinsip etika bisnis menurut Keraf (1994:71-75) diantaranya adalah :
- Prinsip Otonomi. Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri. Bertindak secara otonom mengandaikan adanya kebebasan mengambil keputusan dan bertindak menurut keputusan itu. Otonomi juga mengandaikan adanya tanggung jawab. Dalam dunia bisnis, tanggung jawab seseorang meliputi tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, pemilik perusahaan, konsumen, pemerintah, dan masyarakat.
- Prinsip Kejujuran. Prinsip kejujuran meliputi pemenuhan syarat-syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa yang ditawarkan, dan hubungan kerja dalam perusahaan. Prinsip ini paling problematik karena masih banyak pelaku bisnis melakukan penipuan.
- Prinsip Tidak Berbuat Jahat dan Berbuat Baik. Prinsip ini mengarahkan agar kita secara aktif dan maksimal berbuat baik atau menguntungkan orang lain, dan apabila hal itu tidak bisa dilakukan, kita minimal tidak melakukan sesuatu yang merugikan orang lain atau mitra bisnis.
- Prinsip Keadilan. Prinsip ini menuntut agar kita memberikan apa yang menjadi hak seseorang di mana prestasi dibalas dengan kontra prestasi yang sama nilainya.
- Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri. Prinsip ini mengarahkan agar kita memperlakukan seseorang sebagaimana kita ingin diperlakukan dan tidak akan memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan.
KONSEP ETIKA BISNIS
Konsep
etika bisnis tercermin pada corporate culture (budaya perusahaan). Menurut
Kotler (1997) budaya perusahaan merupakan karakter suatu perusahaan yang mencakup
pengalaman, cerita, kepercayaan dan norma bersama yang dianut oleh jajaran
perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari cara karyawannya berpakaian, berbicara,
melayani tamu dan pengaturan kantor .
Dasar pemikiran:
Suatu
perusahaan akan memiliki hak hidup apabila perusahaan tersebut memiliki pasar,
dan dikelola oleh orang-orang yang ahli dan menyenangi pekerjaannya. Agar
perusahaan tersebut mampu melangsungkan hidupnya, ia dihadapkan pada masalah:
- Intern,misalnya masalah perburuhan
- Ekstern,misalnya konsumen dan persaingan
- Lingkungan, misalnya gangguan keamanan
- Perusahaan tersebut harus dapat menemukan sesuatu yang baru.
- Mampu menemukan yang terbaik dan berbeda
- Tidak lebih jelek dari yang lain
Untuk
mewujudkan hal tersebut perlu memiliki nilai-nilai yang tercermin pada:
- Visi
- Misi
- Tujuan
- Budaya organisasi
Pada
budaya organisasi terdapat unsur :
- Memecahkan masalah baik internal maupun eksternal organisasi
- Budaya tersebut dapat ditafsirkan secara mendalam
- Mempunyai persepsi yang sama
- Pemikiran yang sama
- Perasaan yang sama
Fungsi
dan Manfaat Budaya Perusahaan
- Fungsi menentukan maksud dan tujuan organisasi dengan fungsi tersebut organisasi akan mengikat anggotanya.
- Manfaat
- mampu memecahkan masalah intern
- mampu memecahkan masalah ekstern
- mampu memiliki daya saing
- mampu hidup jangka panjang
Konsep
etika bisnis tercermin pada Corporate Culture (budaya perusahaan). Menurut Kotler (1997) budaya perusahaan
merupakan karakter suatu perusahaan yang mencakup pengalaman, cerita,
kepercayaan dan norma bersama yang dianut oleh jajaran perusahaan. Hal ini
dapat dilihat dari cara karyawannya berpakaian, berbicara, melayani tamu dan
pengaturan kantor.
MANFAAT PERUSAHAAN MENERAPKAN ETIKA BISNIS
Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut
benarsalah, baik -buruk. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat pengertian
tentang etika perusahaan, etika kerja dan etika perorangan, yang menyangkut
hubungan-hubungan sosial antara perusahaan, karyawan dan lingkungannya. Etika
perusahaan menyangkut hubungan perusahaan dan karyawan sebagai satu kesatuan
dengan lingkungannya (misalnya dengan perusahaan lain atau masyarakat
setempat), etika kerja terkait antara perusahaan dengan karyawannya, dan etika
perorangan mengatur hubungan antar karyawan. Perilaku etis yang telah
berkembang dalam perusahaan menimbulkan situasi saling percaya antara
perusahaan dan stakeholders, yang memungkinkan perusahaan meningkatkan
keuntungan jangka panjang. Perilaku etis akan mencegah pelanggan, pegawai dan
pemasok bertindak oportunis, serta tumbuhnya saling percaya.
Budaya
perusahaan memberi kontribusi yang signifikan terhadap pembentukan perilaku
etis, karena budaya perusahaan merupakan seperangkat nilai dan norma yang
membimbing tindakan karyawan. Budaya dapat mendorong terciptanya perilaku, dan
sebaliknya dapat pula mendorong terciptanya perilaku yang tidak etis. Kebijakan
perusahaan untuk memberikan perhatian serius pada etika perusahaan akan
memberikan citra bahwa manajemen mendukung perilaku etis dalam perusahaan.
Kebijakan perusahaan biasanya secara formal didokumentasikan dalam bentuk Kode
Etik (Code of Conduct). Di tengah iklim keterbukaan dan globalisasi yang
membawa keragaman budaya, code of conduct memiliki peran yang semakin penting,
sebagai buffer dalam interaksi intensif beragam ras, pemikiran, pendidikan dan
agama. Sebagai persemaian untuk menumbuhkan perilaku etis, perlu dibentuk iklim
etika dalam perusahaan. Iklim etika tercipta, jika dalam suatu perusahaan
terdapat kumpulan pengertian tentang perilaku apa yang dianggap benar dan
tersedia mekanisme yang memungkinkan permasalahan mengenai etika dapat diatasi.
Terdapat tiga faktor utama yang memungkinkan terciptanya iklim
etika dalam perusahaan. Pertama, terciptanya budaya perusahaan secara baik.
Kedua, terbangunnya suatu kondisi organisasi berdasarkan saling percaya
(trust-based organization). Dan ketiga, terbentuknya manajemen hubungan antar
pegawai (employee relationship management). Iklim etika dalam perusahaan
dipengaruhi oleh adanya interaksi beberapa faktor, yaitu faktor kepentingan
diri sendiri, keuntungan perusahaan, pelaksanaan efisiensi dan kepentingan
kelompok. Penciptaan iklim etika mutlak diperlukan, meskipun memerlukan waktu,
biaya dan ketekunan manajemen. Dalam iklim etika, kepentingan stakeholders
terakomodasi secara baik karena dilandasi rasa saling percaya. Etika dalam
berbisnis adalah mutlak dilakukan. Maju mundurnya bisnis yang dijalankan adalah
tergantung dari pelaku bisnis itu sendiri. Apa yang dia perbuat dengan
konsekuensi apa yang akan dia peroleh sudah sangat jelas.
Pebisnis yang menjunjung tinggi nilai etika akan mendapat point
reward terhadap apa yang telah dia lakukan. Kemajuan perusahaan, kepercayaan
pelanggan, profit yang terus meningkat, pangsa pasar terus meluas, merupakan
dambaan bagi setiap pebisnis dan ini akan diperoleh dengan menjungjung tinggi
nilai etika. Sebaliknya,pelanggaran etika yang sedikit saja bias menyebabkan
kondisi berbalik 180 derajat dalam waktu sekejap. Kehilangan pelanggan, defisit
keuangan sampai ditutupnya perusahaan dengan jumlah utang serta kerugian yang
menggunung merupakan punishment dari pelanggaran etika. Terakhir,kita sebagai
akademisi yang merupakan calon dari pebisnis, baik itu yang menjalankan bisnis
pribadi ataupun yang menjalankan bisnis oranglain tinggal menentukan pilihan
apakah bisnis dengan etika atau bisnis tanpa etika. Etika Bisnis dalam
perusahaan terasa sangat penting saat ini? Karena untuk membentuk suatu
perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai (value-creation)
yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari
perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan
didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang
dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.
Berikut
ini merupakan manfaat etika bisnis yang baik dijalankan oleh perusahaan maupun
organisasi:
- Pengendalian diri
- Pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan
- Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.
- Dapat menciptakan persaingan yang sehat antar perusahaan maupun organisasi.
- Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
- Guna menghindari sifat KKN ( Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ) yang dapat merusak tatanan moral.
- Dapat mampu menyatakan hal benar itu adalah benar
- Membentuk sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah
- Dapat konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama.
- Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah dimiliki.
Sumber :
Kamus Besar Bahasa Indonesia 1995
Keraf (1994:71-75)
Kotler 1997