Pages

Subscribe:

Tuesday, April 11, 2017

Translasi Mata Uang Asing




BAB I
PENDAHULUAN

          
            1.1              Latar Belakang

Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan. Tiga alasan tambahan dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu: mencatat transaksi mata uang asing, memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang, dan berkomunikasi dengan peminat saham asing.

Transaksi mata uang asing biasanya terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, dan pasar swap. Valuta asing yang diperjualbelikan di pasar spot biasanya mesti dikirimkan segera dalam dua hari bisnis. Nilai tukar dalam pasar spot dipengaruhi oleh berbagai faktor. Diantaranya, perbedaan tingkat inflasi antara dua negara yang bersangkutan, perbedaan suku bunga nasional, dan kekuatan permintaan dan penawaran yang kompleks yang dipengaruhi oleh harapan terhadap pergerakan kurs di masa depan. Kurs pada pasar spot bersifat langsung atau tidak langsung. Pada tranaslasi secara langsung, kurs menetapkan jumlah unit mata uang domestik yang dibutuhkan untuk mendapatkan unit mata uang asing. Sedangkan translasi secara tidak langsung, harga satu buah unit mata uang domestik dalam mata uang asing.

Transaksi pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan datang. Translasi pada pasar forward mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot, atau sebagai tingkat palsu pasar forward. Pasar forward seringkali memasukkan translasi bid dan ask (penawaran dan permintaan).
Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward secara simultan, atau penjualan spot dan pembelian forward secara mata uang. Para investor sering kali menggunakan transaksi swap untuk mendapatkan keuntungan dari tingkat saham negara asing yang tinggi sementara juga secara simultan berjaga-jaga terhadap pergerakan nilai tukar yang tidak stabil.


BAB II
PEMBAHASAN


2.1        Efek Laporan Keuangan Terhadap Kurs Alternatif Translasi Mata Uang Asing

          Tiga kurs translasi yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestic, yaitu:
·         Kurs saat ini : kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
·      Kurs historis : translasi mata uang yang berlaku saat asset dengan mata uang pertama kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul.
·         Kurs rata-rata : nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs historis atau saat ini.

Tipe dalam  Penyesuaian Tukar-Menukar



Transaksi Mata Uang Asing

Kriteria Mata Uang Fungsional

Faktor Ekonomi
Mata Uang Lokal sebagai Mata Uang Fungsional
Mata Uang Induk Perusahaan sebagai Mata Uang Fungsional
Arus Kas
Menggunakan mata uang local dan tidak berpengaruh terhadap arus kas
Berpengaruh secara langsung terhadap arus kas dan dikembalikan ke induk perusahaan
Harga Jual
Sangat tidak peduli dengan tingkat perubahan nilai tukar dan diatur oleh kompetisi local
Responsif terhadap perubahan nilai tukar dan dilakukan oleh kompetisi internasional
Harga Pasar
Kebanyakan pada negara adidaya dan menggunakan mata uang local
Kebanyakan pada negara induk dan menggunakan mata uang negara induk
Anggaran Biaya
Sering terjadi pada daerah local
Sangat berkaitan dengan faktor produktif yang diberikan dari induk perusahaan
Keuangan
Menggunakan mata uang local dan dilayani oleh operasional local
Diberikan oleh induk perusahaan atau bergantung pada induk perusahaan agar memenuhi kewajiban jangka panjang
Internal Perusahaan
Jarang, tidak ekstensif
Sering kali dan transaksi yang ekstensif


2.2       Translasi Mata Uang Asing
2.2.1    Perspektif Transaksi Tunggal

Berdasarkan perspektif tunggal, penyesuaian nilai tukar (baik yang sudah diselesaikan maupun yang belum diselesaikan) diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap akun-akun transaksi yang awal berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan penyelesaiaannya merupakan suatu peristiwa tunggal.

2.2.2    Perspektif Dua Transaksi

Berdasarkan perspektif dua transaksi penagihan piutang dalam krona dianggap sebagai peristiwa terpisah dari penjualan yang menyebabkan timbulnya piutang tersebut. Dengan  maksud  mencapai keseragaman, FASB No. 52 mengharuskan penggunaan  metode dua transaksi untuk mencatat transaksi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah  selesai dan belum diselesaikan dimasukkan dalam penentuan laba. Pengecualian utama terhadap ketentuan ini terjadi apabila (1) penyesuaian nilai tukar berkaitan dengan transaksi antar perusahaan jangka panjang tertentu dan (2) transaksi tersebut dimaksudkan dan berfungsi efektif sebagai lindung nilai atas investasi (yaitu lindung nilai terhadap posisi aktiva/kewajiban bersih operasi luar negeri) dan komitmen mata uang asing.

2.3       Metode Translasi
2.3.1    Metode Kurs Berganda
Metode ini menggabungkan kurs nilai tukar historis dan kurs nilai tukar kini dalam proses translasi.

2.3.2    Metode Kini-Nonkini

Dalam metode ini, aktiva dan kewajiban lancar anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancar ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos-pos laporan  laba rugi (kecuali beban depresi dan amortisasi) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku dalam setiap bulan operasi atau berdasarkan rata-rata tertimbang selama keseluruhan periode pelaporan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs historis yang tercatat saat aktiva tersebut diperoleh.

2.3.3    Metode Moneter-Nonmoneter

Metode ini juga menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos non moneter aktiva tetap, investasi jangka panjang dan persediaan investor ditranslasikan menggunakan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep kini-nonkini.
Dalam metode ini melihat bahwa aktiva dan kewajiban menghadapi risiko mata uang asing karena pos-pos moneter akan diselesaikan dengan menggunakan uang tunai, penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan  pos-pos ini menghasilkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang mencerminkan nilai realisasinya atau penyelesaiannya. Metode ini juga bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat.

2.3.4    Metode Temporal

Dengan metode ini, translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian  ulang nilai tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Pos-pos moneter seperti kas, piutang dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos pendekatan-pendekatan atas penyesuaian translasi berkisar dari penangguhan hingga tidak ada penangguhan, dengan pendekatan hibrid yang terletak diantara keduanya.

Penangguhan
Perubahan  nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang lokal yang dihasilkan dari entitas asing. Beberapa pihak berpendapat bahwa penangguhan keuntungan atau kerugian translasi menutupi perilaku perubahan kurs nilai tukar: yaitu  perubahan kurs merupakan fakta historis dan para pengguna laporan keuangan terlayani dengan baik jika pengaruh fluktuasi kurs nilai tukar diperhitungkan pada priode saat terjadinya. Sesuai dengan FAS No. 8 (par. 199), “Kurs Nilai tukar berfluktuasi: akuntansi harusnya tidak memberikan kesan bahwa kurs nilai tukar tetap stabil”.

Penangguhan dan Amortisasi
Pendekatan ini dapat dikritik menurut dasar teori dan praktik. Sebagai contoh, teori keuangan menyatakan bahwa keputusan anggaran modal atas investasi aktiva tetap merupakan hal terpisah dari keputusan mengenai bagaimana mendanainya. Menghubungkan kedua jenis keputusan tersebut lebih terlihat sebagai alat untuk melakukan perataan laba. Menyesuaikan beban bunga dapat dicurangi pula. Biaya pinjaman domestik tidak disesuaikan untuk mencerminkan perubahan dalam suku bunga pasar atau nilai wajar utang.

Penangguhan Parsial
Pendekatan ini tidak memiliki kriteria eksplisit untuk menentukan kapan suatu keuntungan translasi direalisasikan. Juga, sejumlah pihak mendukung penangguhan keuntungan translasi juga tidak dapat menentukan berapa banyak yang harus ditangguhkan. Pada masa lalu, perusahaan mengurangkan keuntungan periode berjalan dengan kerugian pada masa lalu dan menanguhkan selisihnya. Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan dan kerugian translasi bukanlah pos-pos dalam satu periode saja, dan sebaliknya akan “terhapuskan” dalam jangka panjang. Jika demikian, maka penangguhan akan menjadi suatu praktik yang dipertanyakan.

2.4       Gambaran Standard No. 52 atau Standar Akuntansi Internasional No. 21

Translasi saat  Mata Uang Lokal adalah Mata Uang Fungsional

Prosedur kurs saat ini yang digunakan adalah:
     1)      Seluruh asset dan kewajiban asing yang ditranslasikan terhadap dolar menggunakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal neraca; akun modal ditranslasikan pada kurs historis.
     2)      Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada waktu transaksi, walaupun nilai tukar rata-rata tambahan dapat digunakan untuk kelayakan.
      3)      Keuntungan dan kerugian dilaporkan dalam komponen ekuitas gabungan pemegang saham yang terpisah. Penyesuaian nilai tukar tersebut tidak dimasukkan ke dalam laporan laba-rugi hingga operasional luar negeri telah terjual atau investasi telah diputuskan tidak bernilai.

Translasi saat  Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
      1)      Aset dan kewajiban serta nonmoneter bernilai pada harga pasar saat itu ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada saat laporan keuangan; item nonmoneter lainnya dan modal ditranslasikan pada kurs historis.
      2)      Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar rata-rata untuk periode kecuali item yang berhubungan dengan item nonmoneter (contoh: biaya penjualan dan beban depresiasi), yang ditranslasikan menggunakan kurs historis.
      3)      Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing direfleksikan dalam pendapatan lancar.

Translasi saat  Mata Uang Asing adalah Mata Uang Fungsional

Usaha gabungan asing mungkin akan tetap mencatat pembukuannya dalam satu mata uang asing saat mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing lain. Dalam situasi ini, laporan keuangan akan dihitung ulang dari mata uang local ke dalam mata uang fungsional (metode kurs sementara) lalu ditranslasikan ke dalam dolar AS menggunakan metode kurs saat ini.

Permasalahan Perhitungan 
  • Perspektif Laporan
  • Harga Perolehan
  • Konsep Pendapatan
  • Laba Terkelola


BAB III
KESIMPULAN

Suatu mata uang asing dapat berdeniominasi dalam satu mata uang, tetapi diukur atau dicatat dalam mata uang yang lain. Mata uang fungsional sebuah perusahaan diartikan sebagai mata uang lingkungan ekonomi yang utama dimana perusahaan beroperasi dan menghasilkan arus kas. Terdapat tiga alasan tambahan dalam translasi mata uang asing : mencatat transaksi mata uang asing, mempehitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang`, dan berkomunikasi dengan peminat saham asing. Akhirnya kenaikan jumlah investasi internasional meningkatkan kebutuhan untuk menyampaikan informasi pembukuan perusahaan yang berdomisili pada satu negara kepada para investor di negara lainnya.




DAFTAR PUSTAKA

Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat.